Headlines News :
Home » » Ternak Anak Koyak Rasa Kemanusiaan

Ternak Anak Koyak Rasa Kemanusiaan

Written By Unknown on Sabtu, 28 November 2009 | 11.20

Oleh
ARIYANTO

Undang-undang ’’ramah perempuan dan anak’’ tak menjamin mereka terbebas dari kekerasan. Hukum positif seringkali tidak berdaya menghadapi kooptasi kultur yang mendiskriminasikan. Akibatnya, perempuan dan anak selalu menjadi korban yang dikorbankan (victimizing victim).
Demikian dikemukakan Ketua Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa ketika menjadi pembicara dalam Round Table Discussion Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta (26/1).
’’Ada anak sakit sampai kejang-kejang, tapi tidak dibawa ke rumah sakit. Ketika ditanya kenapa tidak segara dirujuk, jawaban ibu itu ternyata belum dapat izin suami. Ini namanya kooptasi budaya,’’ kata Khofifah.
Budaya semacam ini, lanjut Khofifah, sangat mendiskriminasikan perempuan dan membahayakan nyawa anak. Kalau anak itu meninggal, biasanya yang disalahkan lagi-lagi kaum perempuan. ’’Karena itu, kultur ini harus dipenetrasi dengan meningkatkan pendidikan,’’ tegas mantan menteri pemberdayaan perempuan ini.
Hati Khofifah makin miris ketika mengetahui ada fenomena peternakan anak di sebuah pulau di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Anak-anak itu diternakkan dan selanjutnya diperdagangkan. Harganya disesuaikan dengan usia anak. Semakin besar tentu saja harganya semakin mahal. ’’Masya Allah, ini trafficking, perdagangan anak. Ibu-ibu itu terpaksa melakukan itu karena desakan ekonomi,’’ ujar dia.
Sayangnya, lanjut Khofifah, masalah trafficking ini kurang begitu menjadi perhatian pemerintah. Dalam rapat-rapat kabinet, rapat menteri koordinator, permasalahan ini tidak menjadi bahasan serius. ’’Mungkin karena tidak profitable (mendatangkan keuntungan). Padahal, trafficking ini persoalan kemiskinan perempuan,’’ tegas mantan calon gubernur Jawa Timur ini.
Karena itu, trafficiking seharusnya tak hanya menjadi perhatian Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), tapi juga Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). ’’Kalau ditangani Menko Kesra hanya charity (amal). Kalau Menko Perekonomian, jatuhnya productivity (produktivitas). Sedangkan Menko Polhukam harus mampu memetakan ke mana saja TKI itu dikirim. Ini untuk memudahkan pengklasteran,’’ terang Khofifah.
Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Sri Redjeki yang juga menjadi pembicara dalam Round Table Discussion lebih menekankan supaya anggota DPR responsif gender. Baik perempuan legislator maupun laki-laki legislator. ’’Dalam membuat UU, anggota Dewan harus memperhatikan masalah perempuan dan anak. Ini masalah kemanusiaan dan keadilan,’’ tegas dia.
Sementara itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP dan PA) Linda Gumelar SIP akan menyeriusi persoalan kooptasi budaya dan peternakan anak ini. ’’Bulan depan Insya Allah saya berbicara di depan para gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Saya akan menitipkan pesan kepada mereka secara tertulis supaya mereka turut peduli terhadap persoalan perempuan dan anak,’’ kata Linda kepada INDOPOS.
Menurut Linda, Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional sebagaimana diatur melalui Inpres No 9/2000 masih belum berjalan lancar dan optimal. ’’Ini antara lain dapat dilihat bahwa hanya sedikit provinsi yang memiliki peraturan perundang-undangan yang terkait PUG, perempuan, dan anak,’’ ungkap dia.
Mengenai temuan Khofifah terkait peternakan anak, itu menjadi catatan khusus bagi Linda dan akan menggali lebih dalam mengenai persoalan itu. ’’Ini tidak bisa dibiarkan. Dalam waktu dekat ini saya akan roadshow ke Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menko Polhukam, Depnakertrans, Depdiknas dan Depkes terkait kesehatan reproduksinya, untuk bersama-sama mengatasi hal ini,’’ ujar Linda. (*)

INDOPOS, 28 November 2009
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Catatan Pinggiran - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template