Headlines News :
Home » » Kerahkan Puluhan Waria, Ujian Pakai Sanggul

Kerahkan Puluhan Waria, Ujian Pakai Sanggul

Written By Unknown on Senin, 25 Juni 2007 | 18.13

Oleh
Ariyanto

Yulianus Rettoblaut, 46, menancapkan tonggak sejarah baru. Dialah waria pertama dan satu-satunya yang akan menjalani proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai calon anggota Komisioner Komnas HAM, 20 Juni nanti. Apa saja yang akan dilakukan supaya bisa lolos?


Siang itu, suasana di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR RI, terlihat lain dari hari biasa. Lima belas gadis cantik nan seksi menyerbu ’’rumah rakyat’’ itu. Ada yang wajahnya bak artis Tamara Blezsinsky, dan ada pula seperti Dian Sastro. Bahkan, di antara mereka mirip artis terkenal Madonna, dengan mengenakan kacamata dan rok setinggi paha. Tak ayal, kedatangan mereka menjadi pusat perhatian dan membuat siapa saja yang kebetulan melintas di tempat itu menghentikan langkah.
’’Masya Allah. Ini gedung terhormat,’’ ujar seorang anggota DPR yang bersorban dan berjanggut sembari geleng-geleng kepala. Anggota DPR lainnya malah asyik memelototi dari ujung kaki hingga rambut. ’’Wooouw, seksi sekali. Coba tiap hari begini. Tapi, kok betisnya gede banget, kayak laki-laki,’’ tanya dia heran. ’’Itu bencong tau. Lihat tuh betisnya,’’ tukasnya sambil menunjuk betis yang dimaksud.
Saat itu, para waria itu memang sengaja menemani Yulianus atau biasa disapa Mami Yuli mengantarkan kelengkapan berkas calon anggota Komnas HAM ke Sekretariat Komisi III, Gedung DPR, Senayan.
Maklum saja, Yulianus yang berstatus waria itu memang menjadi salah satu kandidat kuat di antara 43 calon anggota Komnas HAM periode 2007-2012. Komisi III sendiri akan mulai menggelar fit and proper test secara maraton mulai 11-20 Juni mendatang.
Mami Yuli akan mengikuti fit and proper test di Komisi III yang terdiri atas sepuluh fraksi pada 20 Juni nanti, pukul 21.00 sampai 21.45. ’’Saya mendapatkan kesempatan pada hari terakhir dan jam terakhir,’’ kata waria kelahiran Famborep, 30 April 1961 ini ketika ditemui Indo Pos di Komisi III usai menyerahkan kelengkapan dokumen. Lalu, apa saja yang akan dipersiapkannya?
Waria yang sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Atmajaya jurusan Akuntansi 1978-1980 ini menjelaskan, demi kelancaran selama fit and proper test, dia membekali dengan pengetahuan Hak Asasi Manusia (HAM). Mempelajari berbagai kasus pelanggaran HAM seperti kasus Semanggi, Trisakti, Peristiwa Tanjung Priok, dan tragedi penembakan marinir yang menewaskan warga sipil di Pasuruan. ’’Intinya saya harus menguasai semua kasus itu. Termasuk kasus pelanggaran HAM ringan lainnya,’’ kata ketua Forum Komunikasi Waria Indonesia (FKW) dan Yayasan Paskalina ini.
Tak ingin ketinggalan berita terkait HAM, Mami Yuli tak pernah melewatkan semua berita. Baik di media cetak maupun elektronik. Berita-berita di televisi terus dipelototinya, dan berita di media cetak terkait HAM dikliping. ’’Kebetulan saya langganan beberapa koran nasional. Sekarang, klipingan berita koran itu sudah saya bendel dan menjadi dua buku tebal,’’ tutur waria yang juga mengenyam pendidikan informal komputer dan tata rias ini.
Itu saja tidak cukup. Kini, Mami Yuli juga memperdalam ilmu hukum di Fakultas Hukum At Thahiriyah. Kebetulan, dia bersama tiga waria lainnya mengikuti kuliah di kampus itu secara gratis. ’’Kita dapat beasiswa,’’ ungkap koordinator lapangan di Yayasan Srikandi Sejati (YSS) tentang HIV/AIDS, Jaksel, ini.
Mami Yuli juga mendapatkan bimbingan langsung dari Arus Pelangi, LSM yang membela hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan trangender (LGBT), ini. Dia juga tak segan-segan bertanya kepada Arus Pelangi. ’’Karena mereka kan lebih tahu,’’ kata dia apa adanya. Sejak didesak menjadi anggota Komnas HAM, dia juga mengoleksi buku-buku tentang HAM. Sudah berapa buah buku yang dikoleksinya dia mengaku tak hafal betul.
Ketika ditanya apakah tidak grogi ketika berhadapan dengan anggota dewan yang terhormat, Mami Yuli mengeluarkan kipas kain dari dalam tasnya. ’’Saya sudah latihan khusus dengan Arus Pelangi. Bagaiamana mengutarakan pendapat dan pasal-pasal apa saja yang harus dikuasai. Saya juga selalu berdoa Novena dan Rosario agar diberikan ketenangan dari Bunda Maria,’’ kata dia sambil kipas-kipas.
Menariknya, sebagaimana ketika mengantarkan kelengkapan berkas dan surat dukungan, Mami Yuli juga berencana mengerahkan waria. Kali ini lebih banyak lagi. Bukan belasan lagi, melainkan puluhan orang. Teknisnya datang ke Gedung DPR seperti apa terserah mereka. ’’Saya juga mengajak Rahul (kelas I SD) dan Exel (kelas II SMP), anak asuh saya,’’ ungkap dia.
Selain itu, penampilan yang akan ’’dipersembahkan’’ ke Komisi III benar-benar sangat spesial. Tak seperti biasanya yang tampil dengan rambut terurai, kali ini Mami Yuli akan menyanggul rambutnya. Rambutnya ditata secara khusus oleh hair stylist kepercayaan yang bekerja di salon miliknya. Namanya Didik. ’’Saya juga pakai blezer setelan. Warnanya kalau tidak pink ya kuning emas. Hasil rancangan Nita Tilana. Kalau tas dan sepatu menyesuaikan saja dengan warna blezer. Oh iya, pake kalung mutiara juga,’’ terang dia bersemangat.
Bagaimana kalau anggota Dewan itu mengatakan bahwa Anda tidak boleh jadi waria karena itu perbuatan yang dilaknat Tuhan? Ketika ditanya begitu, Mami Yuli menunduk. ’’Tuhan Maha Tahu. Saya sendiri tak ingin jadi waria kalau ternyata menjadi waria itu mengalami diskriminasi. Setiap orangtua pasti tak ingin menginginkan anaknya menjadi waria. Ya semoga ini tidak menimpa di keluarga mereka (anggota dewan),’’ tutur waria yang baru diterima keluarganya dua tahun lalu itu setelah sekian lama didiskriminasikan. (*)

*Terbit di Indo Pos, 18 Juni 2007
Share this article :

1 komentar:

  1. salam kenal dari waria surabaya, salah satu kontestan Be a man yang gagal (karena terlalu tua hehehe)
    salam
    Ibud (Ketua Gaya Nusantara) ---> www.manjam.com/budijantoko

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Catatan Pinggiran - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template