Headlines News :
Home » » Kekerasan Suami Menular ke Istri dan Anak

Kekerasan Suami Menular ke Istri dan Anak

Written By Unknown on Rabu, 31 Maret 2010 | 17.59

Oleh
ARIYANTO


JAKARTA-Perempuan yang terinfeksi HIV semakin banyak. Sebagian mereka tidak punya perilaku berisiko, kecuali menjadi istri atau pasangan dari laki-laki yang melakukan perbuatan berisiko.
Laporan terbaru mengenai penularan HIV pada hubungan pasangan intim di Asia menekankan pada peningkatan jumlah perempuan yang terinfeksi HIV melalui suami atau pasangan intim mereka. Lebih dari 90 persen dari 1,7 juta perempuan hidup dengan HIV di Asia terinfeksi dari suami atau pasangan mereka pada hubungan jangka panjang. Pada 2008, 35 persen dari seluruh orang dewasa terinfeksi HIV di Asia adalah perempuan, naik 17 persen pada 1990.
’’Di Indonesia, Komisi Penanggulangan AIDS dan Kementerian Kesehatan memperkirakan sekitar 300 ribu orang berusia 15–49 hidup dengan HIV di 2009. Dan, semakin banyak dari mereka adalah perempuan,’’ ungkap Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari dalam pidato kunci di Peluncuran Laporan Penularan HIV pada Pasangan Intim di Asia, Jakarta, kemarin (31/3).
Karena itu, Linda menekankan perlunya memperkuat program-program hak asasi reproduksi perempuan. ’’Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Seksual Menular, termasuk HIV/AIDS, merupakan ruang lingkup kesehatan reproduksi. Selain itu, kekuatan menawar perempuan untuk menolak hubungan seksual berisiko tinggi juga perlu ditingkatkan,’’ kata Linda yang juga ketua harian Gugus Tugas Antitrafficking.
Lebih lanjut Linda memaparkan, laki-laki yang membeli seks merupakan kelompok populasi terinfeksi tertinggi. Kebanyakan dari mereka telah menikah atau merencanakan membangun rumah tangga. ’’Ini menyebabkan perempuan dianggap berisiko rendah karena mereka hanya melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Tapi, ternyata perempuan justru berisiko terinfeksi HIV,’’ terang Mantan Sekjen Konfederasi Organisasi Perempuan untuk ASEAN (ACWO) ini.
Pada kesempatan ini, Linda mengajak kaum laki-laki berpartisipasi aktif dalam pemenuhan hak reproduksi perempuan serta meningkatkan pengertian laki-laki dan dukungan mereka untuk hak asasi perempuan dan kesetaraan gender. ’’Tanpa ini akan sulit. Istri tidak tahu suaminya terinfeksi HIV, yang tahu suami sendiri, dia melakukan perbuatan berisiko apa tidak,’’ papar mantan Ketua Umum Kowani, federasi yang membawahi lebih dari 80 organisasi perempuan.
Linda sendiri pernah dicurhati oleh Herlinda, ibu beranak tiga yang tertular HIV, saat pertemuan bersama Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Surabaya (16/3) lalu. ’’Saya ibu rumah tangga, punya masalah ekonomi dan saya tertular HIV dari suami. Sekarang saya tidak bisa apa-apa, mau kerja tidak bisa. Apa langkah pemerintah untuk saya, pekerjaan apa yang cocok, sementara saya tidak berpendidikan, lulusan SD,’’ tutur Herlinda kala itu.
Di akhir pidatonya, Linda berpesan, kepada keluarga, khususnya para suami, jadilah suami yang SIAGA (Siap, Antar dan Jaga). Selalu siap siaga mengantisipasi semua masalah kesehatan yang timbul dalam keluarga, termasuk melakukan upaya promotif dan preventif terhadap Infeksi Menular Seksual.
Pada kesempatan yang sama, Zahidul Huque, Perwakilan UNFPA Indonesia, menekankan perlunya memperbaiki strategi advokasi dan pencegahan. ’’Kita perlu menemukan cara bagi para pasangan untuk dapat secara bebas membicarakan seks dan seksualitas serta cara mengatasi perpisahan jangka panjang, stres akibat pemutusan hubungan kerja dan kesetaraan gender dalam mengakses layanan kesehatan dan social,’’ ujar dia.
Sementara itu, Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menyatakan, epidemi HIV di Indonesia telah mengarah kepada penularan melalui aktivitas sosial dan semakin banyak perempuan yang terinfeksi. ’’Semoga Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS Indonesia 2010-2014 dapat menghindari epidemi HIV yang meluas di Indonesia,’’ harap dia.
Suami yang terinfeksi HIV dan menularkan ke istri-anak harus segera dihentikan, karena ini sebuah tindak kekerasan dan merusak masa depan. (*)

INDOPOS, 1 April 2010
Share this article :

1 komentar:

  1. Setuju...
    segala bentuk penindasan & pembodohan thd wanita hrs d perangi

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Catatan Pinggiran - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template