CSR Partai Politik

Oleh: Ariyanto

07-Nov-2008, 09:06:51 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - Momentum mudik Lebaran 2008 lalu dimanfaatkan sejumlah partai politik (Parpol) untuk merebut simpati. Beberapa Parpol bahkan berlomba-lomba mencari dukungan masyarakat dengan menggelar kegiatan mudik serbagratis.

Mereka menilai kegiatan ini sangat efektif untuk memperkenalkan partai dan meraih dukungan konstituennya. Parpol yang menggelar kegiatan ini antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Fenomena ini muncul bukan tanpa alasan. Sebab, tradisi mudik kali ini berlangsung menjelang pesta demokrasi pemilihan umum 2009.

PDIP tidak keberatan jika aksi itu dianggap sebagai bentuk kampanye. ''Kalau PDIP sudah tiap tahun, jadi kita tidak khawatir dianggap kampanye. Apalagi, dengan kegiatan ini selain silaturahmi, minimal PDIP bisa memberi kontribusi untuk itu,'' tegas Sekjen DPP PDIP Pramono Anung saat melepas mudik bareng PDIP bertema Banteng Moncong Putih Pulang Desa yang menyediakan 425 armada bus untuk mengangkut 23 ribu pemudik di Arena Pekan Raya Jakarta, Minggu, 28 September 2008.

Ada juga yang malu-malu menyebut program mudik bareng itu sebagai kampanye parpol. ''Kegiatan ini sebagai sarana untuk silaturahmi kader Partai Demokrat. Partai Demokrat melihat antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan seperti ini cukup besar. Karena itu, Partai Demokrat kemudian memberikan fasilitas ini untuk mempermudah masyarakat,'' kata Ketua DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono yang menggelar mudik gratis bertema ''Mudik Asyik ke Kampung SBY''.

Tapi, ada pula yang enggan aksi itu disebut sebagai bentuk kampanye. ''Bukan kampanye. Kegiatan ini hanyalah aksi spontan kader Gerindra yang peduli dengan rakyat,'' kata Ketua Satuan Relawan Indonesia (Satria), sayap Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Heru Johansyah. (Koran Sindo, 29 September 2008).

Tanggung Jawab Sosial Parpol
Apa yang dilakukan beberapa parpol itu patut diacungi jempol dan harus ditiru parpol lain. Sebab, di tengah mahalnya biaya transportasi untuk mudik, aksi mudik bareng parpol itu bisa sedikit meringankan beban masyarakat. Lebih lagi misalnya kalau ada parpol yang memberangkatkan menggunakan kereta api, kapal laut, atau bahkan pesawat.

Aksi parpol ini, kalau di perusahaan, mirip sekali dengan apa yang disebut dengan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). CSR ini mengandung arti bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri (selfish),.

Sehingga teralienasi dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat setempat. Nah, CSR partai politik berarti perlunya sebuah parpol membangun hubungan harmonis dengan konstituennya.

Dengan CSR partai politik ini, maka mayarakat akan simpati. Hal ini tentu saja ini akan mendatangkan manfaat bagi parpol, yaitu mereka akan mencoblos saat pemilihan umum. Singkatnya bahwa CSR partai politik mempunyai korelasi positif dalam strategi politik demi mendapatkan keuntungan, yaitu menambah jumlah suara pemilih.

Model CSR partai politik semacam itu jelas lebih efektif dari sekadar iklan berupa poster, baliho, selebaran, spanduk, bendera, iklan di media cetak dan elektronik, atau melalui media lainnya. Mengeluarkan uang dalam jumlah besar tapi belum tentu efektif. Sayang model CSR partai politik semacam ini hanya bersifat sukarela.

Coba ada regulasi yang mengatur mengenai kewajiban partai politik melakukan CSR politik. Pasti pesta demokrasi semacam ini akan dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Apalagi sekarang ada 38 parpol yang ikut bertarung dalam pemilu 2009. Pasti rakyatnya bisa sejahtera, tanpa menunggu realisasi janji-janji surga yang disampaikan saat kampanye.

Ariyanto, Alumnus S-2 Ilmu Filsafat UI, Depok