Oleh
ARIYANTO
JAKARTA-Suhu seri final debat capres di Balai Sarbini, Jakarta, tadi malam betul-betul hot. Capres koalisi Partai Golkar dan Hanura, Jusuf Kalla (JK), langsung menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum gong khusus debat ditabuh. Tak ayal, ronde pertama yang lazimnya masing-masing capres meyampaikan visi-misi sesuai tema, bergeser materi menjadi ajang debat.
Diawali oleh JK yang konsisten dengan sikap kritis terhadap incumbent.
’’Maaf Pak SBY, iklan satu putaran untuk menghemat itu sama halnya memandang demokrasi sama dengan uang,’’ sindir JK sembari menoleh ke SBY yang berdiri di kanannya.
’’Iklan satu putaran yang menghabiskan Rp 4 triliun itu tidak demokratis. Ini demokrasi uang,’’ lanjut capres nomor tiga yang berasal dari Makassar itu. Mendengar smash keras itu, SBY sempat menunjukkan mimik serius dan memerah mukanya.
’’Jika ini dianggap benar, maka bisa jadi 2014 tidak perlu pilpres lagi, lanjutkan saja dengan pemerintah yang ada! Biar lebih hemat,’’ tuturnya.
Moderator Prof DR Pratikno, Dekan FISIP UGM Jogjakarta, ini pun sempat terperanjat dengan trik JK itu. Sampai-sampai Pratikno berseloroh, ’’Belum ada sesi debat, sudah pada berdebat.’’ Studio itu pun disambut tepuk tangan riuh hadirin.
SBY pun terkesan kaget dengan serangan tanpa permisi itu. Mantan Pangkostrad itu mencoba menutupi ’’rasa kaget’’-nya dengan bertepuk tangan dan berusaha tetap tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala. Sedangkan Megawati yang mengenakan baju warna merah menyala sibuk mengusap keringat di muka dan lehernya dengan sapu tangan.
Saat moderator membacakan aturan di sesi debat, SBY mendapat kesempatan pertama untuk menjawab. Moderator memberikan waktu satu menit. Capres nomor dua itu sempat menawar. ’’Bukan 1,5 menit? Satu menit? That’s okay. Mudah-mudahan bisa menjawab dengan baik. Karena belum-belum sudah diganggu Pak Jusuf Kalla,’’ kata SBY tersenyum kecut.
SBY menarik diri dari ’’pertempuran debat’’ itu dengan tidak langsung menanggapi serangan JK. SBY baru membalas kritikan JK di sesi pertanyaan kedua, tentang penyelesaian berbagai kasus pilkada.
’’Itu bukan iklan SBY. Iklan SBY semuanya dari tim kamnas (tim kampanye nasional, Red). Tapi yang penting kan akuntabilitasnya,’’ jelasnya.
Jawaban SBY tersebut langsung direspons JK, ”Berarti iklan itu ilegal ya Pak.” Pertanyaan JK itu diiyakan SBY. ’’Sebab, yang berhak membuat iklan adalah peserta (pilpres). (Masyarakat) harus berhati-hati. Kalau begitu, saya juga bisa satu putaran, Bu Mega juga bisa,’’ ujarnya.
Apa yang terjadi saat jeda commercial break? SBY menghampiri JK. Keduanya lalu bersalaman dan tertawa. Bahkan, SBY pun sempat merangkul JK yang kini menjadi wakilnya itu, sebelum kembali ke tempat duduknya. Tidak terjadi perang mulut atau ’’bertengkar’’ mereka.
Setelah itu, SBY berdiskusi dengan Choel Mallarangeng. JK menikmati secangkir kopi di panggung debat capres, ditemani Office Boy (OB). Sesekali mencomot kue-kue kecil yang disuguhkan di hadapannya. Sedangkan Mega yang tidak didampingi cawapresnya, Prabowo Subianto, sejak awal jeda iklan, berbicara dengan Sekjen PDI P, Pramono Anung. Sementara itu, Wiranto dan Boediono terlihat duduk anteng bak pengantin yang duduk di kursi pelaminan.
Di debat terakhir ini, ketiga kandidat lebih siap dibandingkan debat sebelumnya. Lebih rileks, santai, dan kalimatnya sedikit terstruktur. Namun, di sana-sini, masih dijumpai salah ucap, kata ’e’, dan keseleo lidah atau disleksia. Dari catatan INDOPOS, Capres JK paling banyak melakukan kesalahan ucap, 10 kali. SBY paling sedikit. Megawati lebih kecil, hanya 4 kali dan melafalkan kata ’e’’ 2 kali. Sedangkan SBY salah ucap 2 kali dan melafalkan kata ’e’ 1 kali.
Ada pun capres yang paling banyak disemprit moderator karena melebihi waktu yang disediakan adalah Megawati. Capres nomor urut 1 itu ditegur sebanyak tiga kali karena melebihi waktu yang ditentukan, sehingga moderator terpaksa menyetop. Sedangkan JK dan SBY lebih sering tepat waktu.
Ada yang menarik di akhir debat capres final ini. Sisa waktu 30 detik dari jatah closing statement dimanfaatkan moderator untuk mengajukan pertanyaan pamungkas. ’’Apa yang akan dilakukan jika nanti tidak terpilih menjadi capres?’’ tanya moderator.
Mega yang mendapat kesempatan pertama menjawab, ’’Saya akan mengabdikan diri dan terus berjuang untuk rakyat Indonesia.’’.
SBY memastikan dirinya mendukung pemerintahan terpilih. ’’Langsung saya akan menyampaikan selamat pada yang menang dan mengajak konstituen saya mendukung siapa pun yang terpilih. Saya terus berbuat terbaik bagi bangsa dan mendukung pemerintahan terpilih,’’ ujar SBY.
Lain halnya dengan JK yang over confidence. Diri yakin siapa pun pemenang, capres yang terbaik adalah saya. Dan karenanya harus dihormati. ’’Termasuk bila saya yang terbaik itu menang ha…ha..,’’ ujar JK. Tepuk tangan pun meriah dari pendukungnya.
’’Kalau bukan saya yang terbaik, saya akan pulang kampung. Berkonsentrasi mengurus masalah pendidikan, keagamaan dan terlibat dalam berbagai kegiatan perdamaian dunia,’’ kata JK.
Ketiga capres mengaku puas dengan sesi terakhir debat ini. capres Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tidak masalah disindir JK. ’’Tidak apa-apa. Itu dinamis saling menyanggah. Itulah debat, kami tetap baik. Kami ingin berkomunikasi dengan rakyat. Saya pikir itu yang diangkat sudah diperdebatkan oleh semua pasangan,’’ ujar SBY usai debat.
Megawati juga mengaku puas, walau dia merasa waktu yang diberikan untuk menyampaikan visi misi dan menjawab pertanyaan kurang. ’’Debatnya bagus, ada perdebatan, tapi terlalu singkat menurut saya, sehingga kesulitan untuk menjawabnya. Untuk ke depan kalau ada debat lagi agar ditambah waktunya,’’ ungkap capres PDI-Perjuangan dan Gerindra ini. Sedangkan JK mengaku sudah memberikan yang terbaik dalam debat terakhir ini. ’’Yang evaluasi masyarakat, ya sudah maksimal. Baguslah buat saya,’’ ungkap capres asal Makassar ini.
Balai Sarbini sendiri disulap menjadi panggung demokrasi nan glamour. Panggung didesain gemerlap bernuansa merah putih menjadi arena debat capres terakhir. Hampir seribu penonton tampak sangat antusias menyaksikan aksi capres idola mereka. Penampilan idola cilik yang apik pun semakin memukau penonton.
Megawati anggun mengenakan kebaya merah, SBY gagah memakai batik merah marun, dan JK tampak santun berbusana batik cokelat. Puluhan Pendukung JK dan Mega yang mengenakan kemeja tim sukses warna merah putih berbaris rapi di belakang capres kebanggaan mereka. Pendukung SBY tampak mengenakan batik warna-warni. Tampak pula sejumlah artis dan para pemeran utama film Ketika Cinta Bertasbih.
Keramaian tidak hanya didalam ruangan, di luar Balai Sarbini, tampak ramai penonton yang melihat debat lewat layar besar yang disiapkan RCTI. (*)
INDOPOS, 3 Juli 2009
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !